Kualitas Konselor Profesional
Share This Article : |
Sangatlah penting bagi para konselor memiliki Kualitas Pribadi yang baik dalam mewujudkan Konselor yang Profesional dalam memberikanbantuan pada Konseli. Karakteristik Pribadi yang dimiliki padar Konselor akan sangat memengaruhi Kinerjanya dalam melaksanakan Konseling.
Okun dan Katroiwitz (2008), menyebutkan lima karakteristik yang harus dimiliki penolong yaitu, Mawas, jujur, selaras, mampu berkomunikasi, dan berpengetahuan. Konselor yang memiliki mawas diri, akan selalu bersentuhan dengan nilai-nilai, pikiran, dan perasaannya. Dengan demikian dapat menciptakan persepsi yang jernih dan akurat dalam memberikan bantuan kepada konseli. Dengan adanya mawas diri yang seperti ini akan membuat konselor tersebut untuk bertindak jujur baik pada dirinya sendri dan kepada orang lain. Konselor dapat lebih selaran dan menciptakan hubungan yang saling percaya secara berkelanjutan. Dan konselor yang memiliki pengetauan yang luas dapat melakukan komunikasi yang baik dalam pemberian bantuan kepada konseli secara jelas dan akurat.
Tiga karakteristik lainnya yang membuat konselor berpengaruh adalah Keahlian, Ketertarikan dan dapat dipercaya (Strong, 1968). Keahlian adalah tingkat dimana seorang konselor digambarkan sebagai seorang yang berpengetahuan dan melek informasi mengenai spesialisasinya. Konselor yang seperti ini lebih banyak diminati oleh para konseli.
Ketertarikan adalah fungsi dari kesamaan yang dirasakan konseli terhadap konselor. Ketertarikan ini tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dengan cara bicaranya yang jelas, simple, tanpa jargon, dan menawarkan pengungkapan diri yang tepat (Watkins & Scheninder, 1989). Dari cara konselor menyambut klien dan tetap menjaga kontak mata juga menaikan ketertarikan konseli. Konselor dapat melakukan apa saja yang dapat membuat klienya tertarik dan mau membuka diri dalam proses konseling.
Sifat dapat dipercaya dihubungkan dengan ketulusan darikonsistensi konselor. Keduanya dihasilkan dari pola-pola tingkahlaku yang menunjuan perhatian dan kepedulian. Banyak klien yang tida percaya sama sekali ataupun juga mudah percaya begitu saja. Namu seperti yang disebutkan Fong dan Cox (1983), banyak klien yang menguji sifat konselornya dengan cara meminta informasi, menceritakan sesuatu rahasia, meminta pertolongan, membuat konselor merasa tidaknyaman, menujukan ketidaksepakatan dan lain-lain. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi konselor menanggapi ujian tersebut sehingga dapat terjali hubungan yang baik.
Demikian sekiranya yang dapat kita perhatikan dalam membangun karakteristik konselor yang professional. Karakteristik pribadi yang baik akan sangat berpengaruh terhadap keinginan konseli untuk melakukan konseling.
Sumber : Buku KONSELING Profesi yang menyeluruh.
Other Related Thread |