Ayah, ku Beli waktumu...
Share This Article : |
Peran ayah dalam keluarga sering kali hanya diartikan sebagai pemenuh kebutuhan perekonomian. Tetapi dibalik itu hal yang tidak kalah pentingnya peran ayah dalam perkembangan anak sebagai pembimbing, pelindung, pengasuh, dan pendidika anak. Ayah merupakan sosok seniman yang mengukir jiwa sang anak. Namun hal yang yang sering di jumpai disekitar kita betapa banyak ayah yang tidak menyadari akan penting nya kehadiran ayah dalam perkembangan sang anak.
Ayah dimata anak mempunyai sikap yang tegas, disiplin, dan bertindak sebagai problem solver. Image tersebut menyebabkan anak akan meminta bantuan ayah jika terbentur pada suatu permasalahan. Dalam suatu penelitian disebtukan bahwa ayah yang terlibat dalam pengasuhan anak, akan membentuk anak yang lebih mandiri dan berkompeten. Mengapa demikian? Hal ini karena ayah lebih suka membiarkan anak melakuka eksplorasi dan mengajari anak melakukan pemecahan masalah dari pada membantu anak menyelesaikan permainannya. Kalau kita amati budaya kita memang begitulah adanya. Jika seorang anak mengalami kesulitan ketika bermain puzzle, sang ayah biasanya memberikan dorongan kepada anak untuk terus melanjutkan permainannya hingga selesai. Sangat lain reaksinya dengan sang ibu, biasanya ibu sangat cepat mengulurkan bantuannya(ikut menyelesaikan puzzle) jika anaknya mengalami kesulitan. Reaksi yang berbeda ini jelas akan menghasilkan perilaku yang berbeda. Dibawah pengasuhan ayah, anak tidak denga mudah menyerah dan putus asa. Namun dibawah pengashuhan ibu(yang sering membantu), anak dengan mudah belajar pola cepat menyerah. Namun bukan berarti ibu selalu mengajarkan hal yang buruk pada anaknya.
Ayah yang dekat dan mendukung anaknya, akan menghasilkan anak yang mempunyai rasa aman dan nyaman terhadap dirinya sendiri, memiliki kepercayaan yang tinggi, mumpunyai daya adaptasi yang baik, merasakan keasyikan dalam bersekolah dan menemukan minat dibidang tertentu. Tidak hanya anak laki-laki, anak perempuan pun umumnya mempunyai prestasi akademis yang dapat dibanggakan dan juga IQ yang cukup tinggi.
Hasil penelitian yang satu ini mungkin tidak sempat terpikirkan oleh para ayah. Disebutkan dalam penelitian tersebut bahwa anak perempuan yang dekat dengan ayah lebih lambat mengalami pubertas dan menstruasi. Mungkin kita akan bertanya, apa hubungan kedekatan ayah dengan lambatnya masa pubertas anak?
Masa pubertas banyak disokong oleh kematangan organ seksual anak. Seorang anak yang tidak begitu dekat dengan ayah, tidak akan terbiasa dengan sosok laki-laki. Sehingga ketika ada teman laki-laki yang dekat, ia merasakan sensasi yang tidak sewajarnya. Ia begitu mudah melakukan ‘terbar pesona’ dan memberikan sinyal kewanitaan dengan sikap genit kepada lawan jenis. Kondisi tersebut mempermudah kematangan organ seksual anak, sehingga ia cepat mengalami menstruasi.
Bagaimana ini terjadi? Pada tahun 2002, Dr. Bruce Ellis melakukuan penelitian dan menemukan faktra bahwa seprang ayah yang secara emosional memiliki hubungan positif dengan anak perempuannya sejak usia 5 tahun sng anak akan lebih lambat mengalami pubertas serta menstruasi. Hal ini disebabkan sang anak terlatih dengan sosok laki-laki yang diisi oleh ayahnya. Secara ilmiah dapt dijelaskan, si anak perempuan terlatih menerima sensasi pheromones, yakni hormone yang dihasilkan oleh kelenjar manusia yang member respon seksual terhadap lawan jenis. Hormone ini lah yang menimbulkan rasa suka, naksir, cinta dan membangkitkan gairah seksual terhadap lawan jenis. Lebih tragis dijelaskan oleh para ahli keluarga bahwa ayah yang absen dalam kehidupan remaja putri akan membuat si anak mempunyai kecenderungan berganti-ganti pacar.
https://afatih.wordpress.com/2011/12/22/peran-ayah-dalam-pendidikan-anak/
chomaria, nurul. 2009. Ayah, cium aku sekali saja. Pustaka iltizam
Other Related Thread |