Wawancara, Efektif untuk Studi Kasus
Share This Article : |
Studi Kasus menurut Bogdan ialah pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
dalam studi kasus, wawancara sering digunakan bahkan menjadi sebagai senjata ampuh untuk mengumpulkan data individu yang bersangkutan. kita ketahui Wawancara adalah salah satu faktor penting dalam menggali informasi dari nara sumber, dalam hal ini rumah tangga sample. Dengan teknik wawancara yang baik dan benar diharapkan tujuan interview akan tercapai. Setiap enumerator harus mengetahui teknik wawancara yang efisien dan efektif.
Adapun cara wawancara yang efisien dan efektif untuk mengumpulkan data, yaitu :
- Kita harus menghubungi orang yang akan diwawancara, baik langsung maupun tidak langsung dan pastikan kesediaannya untuk diwawancarai.
- Persiapkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dalam wawancara dengan memperhatikan 6 unsur berita, yaitu 5W + 1H. ini sebagai acuan saja, dalam proses wawancara kita diharapkan untuk mengembangkan pertanyaan tersebut.
- Kesan pertama yang baik akan sangat berguna, baik dari cara berpakaian, penampilan maupun konsisten pada janji, datang tepat waktu contohnya.
dan anda harus memperhatikan pegangan umum pelaksanaan wawancara, seperti :
- Identitas Anda dan tujuan wawancara anda perlu dijelaskan
- mulailah dengan pertanyaan ringan dan umum terlebih dahulu.
- Sebutkan nama narasumber secara lengkap dan bawalah buku catatan, alat tulis, atau tape recorder saat melakukan wawancara.
- Tanya pada nara sumber, bolehkah kita untuk mencatat atau merecord informasi. dan jika narsumber tidak mengijinkan, janganlah anda untuk merecord secara tersembunyi. gunakanlah ingatan anda.
- Dengarkan pendapat dan informasi secara saksama, usahakan tidak menyela agar keterangan tidak terputus. dan Jangan meminta narasumber untuk mengulangi jawabannya.
- Hindari pertanyaan yang berbelit-belit pada narasumber
- Harus tetap menjaga suasana agar tetap informatif. Hormati petunjuk narasumber seperti “off the record”, “no comment”, dan lain-lain. Hindari pertanyaan yang menyinggung dan menyudutkan narasumber.
- harus pandai memparafrasekan kembali jawaban narasumber
- Harus pandai menyimpulkan pernyataan dengan benar
- terakhir, pada saat wawancara selesai, berikan kesan baik pada nara sumber dan jangan lupa mohon diri dan ucapkan terima kasih dan mohon maaf.
jika kita terapka wawancara yang seperti diata, dalam mepelajari kasus seseorang akan jadi lebih mudah dalam penggalian informasi yang dibutuhkan.
itu saja yang mungkin yang dapat saya tulis malam inigan, semoga bisa membantu.
Other Related Thread |