Teknik Umum Konseling Perorangan
Share This Article : |
Pengembangan proses layanan PK oleh Konselor dilandasi oleh dan sangat pengaruhi oleh suasana penerimaan, posisi duduk, dan hasil penstrukturan. Lebih lanjut, Konselor menggunakan berbagai teknik untuk mengembangkan proses KP yang efektif dalam mencapai tujuan layanan. Teknik-teknik tersebut meliputi:
- Kontak mata
- Kontak psikologis
- Ajakan untuk berbicara
- Tiga M (mendengar dengan cermat, memahami secara tepat, merespon secara tepat dan positif)
- Keruntutan
- Pertanyaan terbuka
- Dorongan minimal
- Refleksi (isi dan perasaan)
- Penyimpulan
- Penafsiran
- Konfrontasi
- Ajakan untuk memikirkan sesuatu yang lain
- Peneguhan hasrat
- “Penfrustrasian” klien
- Strategi “tidak memaafkan klien”
- Suasana diam
- Transferensi dan kontra-transferensi
- Teknik eksperiensial
- Interprestasi pengalaman masa lampau
- Asosiasi bebas
- Sentuhan jasmaniah
- Penilaian
- Pelaporan
Penerapan teknik-teknik tersebut di atas dilakukan secara eklektik, dalam arti tidak harus berurutan satu persatu yang satu mendahului yang lain, melainkan terpilih dan terpadu mengacu kepada kebutuhan proses interaksi efektif sesuai dengan objek yang direncanakan dan susana proses pembentukan yang berkembang. Kontak psikologis dibina sejak awal-awal proses layanan yang di dalamnya ada ajakan untuk berbicara; selanjutnya berkembanglah interaksi intensif antara klien dan Konselor melalui pertanyaan terbuka, refleksi, penyimpulan, penafsiran, yang kadang-kadang (sesuai dengan keperluan) diselingi konfrontasi, ajakan untuk memikirkan sesuatu yang lain, dan peneguhan hasrat. Dalam pada itu, kontak mata, tiga-m, keruntutan dan dorongan minimal selalu mewarnai dan menyertai seluruh dinamika interaksi.
Teknik “menfrukstrasikan” dan strategi “tiada maaf” hanya digunakan secara benar-benar terpilih untuk membangkitkan dan menyadarkan klien akan tantangan yang harus ia hadapi serta meninggikan motivasi dan semangat dalam memasuki dan menggapai kesempatan yang terbuka. Kedua teknik ini, dan juga teknik konfrontasi, seringkali diikuti oleh “suansana diam”
Teknik berkenaan dengan transferensi dan kontra-tranferensi dapat dimunculkan dalam proses layanan dengan kontak psikolgis yang benar-benar intens. Intensitas proses layanan dapat ditempuh lebih jauh melalui teknik-teknik eksperimensial, analisis pengalaman masa lampau, dan asosiasi bebas. Teknik-teknik yang disebut terakhir ini hanya dilakukan untuk keperluan pendalaman yang khas sesuai dengan permasalahan klien. Untuk pendalaman yang dimaksudkan itu, dan untuk memberikan nuansa yang lebih bersifat afektif, sentuhan jasmaniah dapat dilakukan.
Proses layanan KP diakhiri dengan kegiatan penilaian dan pelaporan. Kegiatan ini dilaksanakan pada setiap kali sesi layanan KP, khususnya untuk kegiatan penilaian segera (laiseg).
Other Related Thread |